Salah Presepsi

by - 9:10 AM


hai bloggy malam ini saya akan menceritakan mengenai sensasi dan presepsi berdasarkan pengalaman
oke pertama-tama kita harus mengetahui apa itu presepsi dan sensasi
  •  Sensasi (sensation) adalah proses menerima energi rangsangan dari lingkungan luar. Rangsangan terdiri atas energi fisik seperti cahaya, suara, dan panas. Rangsangan dideteksi oleh sel reseptor khusu pada organ indra seperti mata, telinga, kulit, hidung, dan lidah. ketika sel-sel reseptor mencatat adanya rangsangan, energi tersebut dikonversi menjadi impuls kimia listrik. Proses energi fisik menjadi energi kimia listrik disebut Transduksi (transduction).  ketika rangsangan ini sampai ke otak, informasi bergerak ke bagian yang berhubungan pada korteks serebrum.Otak memberikan makna terhadap sensasi melalui persepsi,
lalu apa yang dimaksud dengan Persepsi?
  •  Persepsi adalah proses mengatur dan mengartikan informasi sensoris untuk memberikan makna. yang biasa kita sebut dengan 'pemikiran seseorang'. kita hanya melihat apa yang kita fokuskan dan apa yang ada disekitarnya kita tidak melihat. sel reseptor di telinga bergetar dengan cara tertentu, tetapi sel-sel ini tidak mendengar sebuah "simfoni".
Nah, udah pada tau kan apa itu presepsi dan sensasi. maka dari itu aku akan berbagi pengalaman berdasarkan sensasi dan presepsi


Cerita ini dimulai ketika aku kelas 1 SMA, setelah pulang dari sekolah seperti biasa saya menaiki sebuah angkutan umum yang lumayan kosong penumpangnya, didalam angkot tersebut hanya ada 5 penumpang dan 1 orang supir. Yaa saya duduk berhadapan seorang kakak yang lumayan tambun badannya dengan sensasi yang  saya lihat kakak tambun tersebut memakai gelang mencolok dan handphone yang lumayan canggih, presepsi saya kakak ini mungkin orang yang berada alias tajir. Kakak tersebut menanyakan jam berapa sekarang, prespsi saya mungkin kakak tersebut ada janji dengan seseorang.  Saya langsung mengeluarkan handphone karena kebetulan saya tidak memakai jam pada saaat itu.

Setelah itu tidak ada percakapan lagi antara kami berdua, sampai pada akhirnya saya turun didepan gang. Kakak tambun itu juga ikut bersama saya turun presepsi saya mungkin kakak tersebut rumahnya dekat dengan rumah saya.  Setelah saya membayar ongkos kepada uwak angkot, kakak tambun itu memanggil saya dan membawa sebungkus kertas. Dia menanyakan apakah bungkus tersebut punya saya atau bukan, karena setelah dia membuka bungus tersebut ternyata isinya adalah 3 buah gelang yang katanya adalah ‘emas’. Lalu dia menyakan kepada saya bagaimana hukumnya dalam islam kalau kita mendapatkan sebuah emas ditepi jalan, karena saya belum terlalu mengerti bagaimana hukumnya dalam islam maka kami berdua memutuskan untuk duduk dan menunggu orang yang memiliki emas tersebut. Dia bercerita tentang banyak hal, dia menceritakan bahwa dia adalah istri dari seorang polisi, dia mempunyai sebuah toko baju di pasar brayan.

Sestelah lama menunggu akhirnya kakak tersebut memutuskan untuk menjual emas tersebut dan hasil dari penjualannya kami bagi berdua. Karena kakak tersebut menceritakan banyaak hal yang membuat presepsi saya bahwa kakak itu adalah orang yang berada dan tidak mungkin menipu saya. Dia menanyakan kepada saya apakah saya ingin ikut dengannya untuk menjual emas tersebut atau dia pergi mengambi uang di bank dan meninggalkan emas tersebut kepada saya dengan jaminan handphone dan sebuah cincin emas saya. Saya memilih menunggunya dan memberikan handphone saya kepadanya. Setelah dia pergi, saya menunggu nya hampir 2 jam dan dia tidak datang. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang kerumah dengan sensasi cemas dan gelisah karena saya membawa pulang emas yang bukan hak milik saya .  Sesampainya dirumah saya menceritakan ini kepada kakak saya, dia mengatakan bahwa saya telah dihipnotis oleh kakak tersebut, dan gelang yang dikatakan emas tersebut adalah sebuah gelang imitasi yang sama sekali tidak berharga. Saya lemas sejadi jadinya, marah, kecewa, sedih semua sensasi menjadi satu saat saya mengetahui bahwa saya telah ditpu mentah mentah oleh seorang yang belum pernah saya kenal sebelumnya.

Sejak saat itu saya belajar bahwa jangan terlalu cepat menilai seseorang berdasarkan persepsi kita, karena persepsi kita belum tentu benar adanya. Jangan terlalu mudah percaya pada seseorang yang belum dikenal

You May Also Like

0 comments